daherba

Ad

Kamis, 17 Januari 2013

Homeopathy, Terapi yang Percaya Semua Penyakit Bisa Sembuh

 
 
Jakarta, Homeopathy adalah terapi alternatif yang mempercayai semua penyakit bisa disembuhkan. Tak heran jika kini banyak bermunculan klinik homeopathy dengan berbagai 'spesialisasi' mulai dari autis hingga masalah ketombe.

Homeopathy merupakan metode pengobatan alternatif yang mulai dikembangkan di Eropa sejak akhir tahun 1700-an. Penggagasnya adalah Samuel Hahnemann, seorang pakar kesehatan dari Jerman.

Prinsip dari pengobatan ini adalah penggunaan larutan dari bahan alam, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Larutan tersebut diencerkan hingga dosis yang sangat rendah, berkebalikan dengan pengobatan medis saat itu yang dirasakan terlalu keras.

Prinsip pengobatan homeopathy sebenarnya bukan untuk mengatasi penyakitnya melainkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Jika daya tahan sudah baik, dengan sendirinya tubuh akan melawan penyakit tersebut.

dr Jenny Bashiruddin, Sp.THT dari RS Cipto Mangunkusumo membenarkan bahwa terapi ini bisa mengatasi berbagai macam penyakit, namun sifatnya hanya mengatasi gejala. Dalam kedokteran, homeopathy juga sering digunakan sebagai pelengkap (komplementer).

Salah satu kelebihannya, menurut Dr Jenny adalah harganya yang relatif terjangkau. Dibandingkan pengobatan barat (western medicine), harganya bisa jauh lebih murah karena menggunakan bahan-bahan alami yang mudah didapatkan.

Sayangnya, dr Jenny yang pernah mendalami homeopathy di London ini menilai perkembangan homeopathy di Indonesia kurang terkontrol. Masing-masing praktisi mengembangkan metodenya sendiri secara otodidak, sehingga tidak ada standar yang baku dari sisi keilmuan.

"Karena dianggap pengobatan tradisional, berkembang seenaknya. Meski ada asosiasinya, tapi sifatnya lebih komersial dibanding sosial," ungkap dr Jenny saat dihubungi detikHealth, Selasa (10/8/2010).

Salah seorang pengelola klinik homeopathy di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat Sugiharto Djayasaputra yang mengakui tidak pernah secara khusus mempelajari homeopathy. Menurutnya ilmu dan ramuan yang digunakannya merupakan warisan turun-temurun dari leluhurnya.

Namun ia juga mengatakan, homeopathy bukan satu-satunya terapi yang ia gunakan untuk menangani pasien. Dalam menangani kecanduan narkotika yang merupakan 'spesialisasinya', ia lebih banyak mengedepankan pendampingan bagi yang bersangkutan maupun orang tuanya.

"Di sini, homeopathy justru yang paling rendah tingkatannya. Itu hanya untuk mengatasi komplikasi yang dialami, sementara untuk kecanduannya ya tetap dengan pendampingan," ungkap Sugiharto saat ditemui detikHealth, Selasa (10/8/2010) di tempat praktiknya Jl Dwi Warna A No 26 Jakarta Pusat, telepon (021) 6260287.

Tahap paling tinggi menurutnya adalah menyadarkan pasien sebagai makhluk yang lemah di hadapan Sang Pencipta. Berikutnya menumbuhkan niat dalam diri pasien, lalu yang terakhir adalah mengarahkan orang tua sebagai sumber kasih sayang paling utama.

Oleh karena itu, Sugiharto yang pernah menjadi pengurus DPD Yayasan Penanggulangan Bahaya Narkotika Indonesia DKI Jakarta ini mengaku cukup menggunakan satu jenis ramuan saja untuk mengatasi berbagai keluhan yang dialami para pecandu.

Pasien yang datang ke klinik Sugiharto yang bernama 'Sugih Jaya' itu kebanyakan mengalami hepatitis, meski ada juga beberapa yang terjangkit HIV positif.


(up/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar